Friday, May 22, 2009

Pasar Valas Terguncang, Dolar AS Ambruk

Dolar AS ambruk atas mayoritas mata uang dunia akibat munculnya kekhawatiran penurunan peringkat kredit pemerintah AS. Kekhawatiran itu muncul setelah Standard & Poor's (S&P) menurunkan outlook Inggris dari 'stabil' ke 'negatif'.

Lembaga pemeringkat itu juga memperingatkan perubahan outlook ini bisa saja berimplikasi pada penurunan peringkat 'AAA' Inggris. Sementara AS yang kondisi perekonomiannya kini hampir seburuk Inggris karena defisit anggaran yang membubung dikhawatirkan akan bernasib sama.

Jika peringkat utang pemerintah AS betul-betul diturunkan, maka bisa berdampak pada nilai aset-aset berdenominasi dolar AS. Sentimen ini sebelumnya telah melukai bursa Wall Street.

"Para pialang melihat apakah AS akan menjadi negara berikutnya yang berada dalam credit watch. Meski risikonya rendah, namun konsekuensinya bisa sangat beragam," ujar Kathy Lien, analis valas FX 360 seperti dikutip dari AFP, Jumat (22/5/2009).

Pada perdagangan Kamis (21/5/2009), euro menguat hingga 1% ke level 1,3899 dolar. Euro sempat melonjak ke 1,3923 dolar untuk pertama kalinya sejak Januari. Dolar AS juga melemah 0,6% atas yen ke posisi 94,25 yen, atau mendekati level terendahnya dalam 2 bulan di posisi 94 yen.

Penguatan yen atas dolar AS terus berlanjut hingga Jumat ini. Pada awal perdagangan Jumat, dolar AS diperdagangkan di level 93,96 yen, atau level terendah sejak 19 Maret. Pemerintah Jepang menegaskan, pihaknya tidak akan melakukan intervensi kendati yen menguat tajam dan dikhawatirkan bisa memukul industri di negara tersebut.

Nilai tukar rupiah pun menikmati berkah dari pelemahan dolar AS di pasar global. Pada perdagangan Jumat akhir pekan pukul 07.30 WIB, rupiah dibuka di level 10.195 dolar, dibandingkan posisi penutupan Rabu lalu di 10.327 per dolar AS.

Pasar obligasi AS juga mencatat penurunan tajam. Yield untuk US Treasury 10 tahun melonjak menjadi 3,353% dibandingkan sebelumnya 3,202%. Sementara US Treasury 30 tahun juga melonjak dari 4,160% menjadi 4,313%.

Sumber: www.detikfinance.com 22/05/2009

0 comments:


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Architecture. Powered by Blogger