Wednesday, May 20, 2009

Minyak Melambung, Harga BBM Naik?

Sejumlah kalangan khawatir kenaikan harga minyak dunia akan mendorong membengkaknya jumlah subsidi di APBN. Di tengah situasi anggaran negara yang defisit, jelas kondisi ini akan makin memberatkan sehingga bisa jadi pemerintahan yang baru mengambil kebijakan menaikkan harga BBM subsidi di dalam negeri.

Pengamat perminyakan Kurtubi mengakui, hingga saat ini memang harga minyak dunia sudah berada di atas asumsi APBN yakni di kisaran US$ 45 per barel. Saat ini harga minyak sudah mendekati US$ 60 per barel.

Menurutnya, trend penguatan harga minyak dunia berdampak pada dua hal. Salah satunya, dengan naiknya harga minyak dunia ikut mendorong kenaikan pendapatan dari sektor migas. Terutama, karena harga jual ekspor LNG Indonesia yang meningkat. Akibatnya, pendapatan pun meningkat.

Namun di sisi lain, jika harga minyak dunia terus naik akan ada penambahan subsidi BBM. Tetapi, jika harga minyak konstan pada level US$ 60 per barel hingga akhir tahun kenaikan subsidi masih tidak terlalu besar.

“Karena dari Desember 2008, Januari, Februari, hingga Maret 2009 sebenarnya sudah ada celengan. Saat itu harga minyak dunia masih di bawah harga jual sehingga pemerintah masih mengantongi keuntungan,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (19/5).

Harga minyak mentah naik di atas US$ 59 per barel di perdagangan Asia, Selasa (19/5) di tengah harapan pemulihan yang relatif cepat ekonomi AS. Hal itu terjadi menyusul eskalasi kerusuhan di produsen minyak mentah terkemuka Afrika, Nigeria.

Kurtubi kembali memaparkan, penguatan harga minyak sudah teratasi oleh simpanan laba bersih minyak di APBN. Kecuali, jika harga minyak melampaui US$ 60 per barel mengharuskan adanya penambahan subsidi BBM yang signifikan.

Selain itu, Indonesia juga diuntungkan dari kecenderungan penguatan rupiah terhadap dolar. Hal itu dinilai Kurtubi akan memperkecil subsidi BBM. “Artinya, selama harga minyak dunia pada level US$ 60 per barel, tidak ada tambahan subsidi BBM,” imbuhnya.

Subsidi BBM dianggarkan dalam APBN 2009 sebesar Rp 40 triliun. Jika harga minyak dunia pada kisaran US$ 60 per barel, realisasi subsidi akan berkisar di angka itu.

Ia meramalkan, dalam beberapa bulan ke depan harga minyak cenderung menguat. Pasalnya, ekspektasi pasar terhadap harga minyak akan terus naik akibat adanya optimisme mulai membaiknya perekonomian dunia.

Kurtubi memprediksikan hingga akhir tahun trend kenaikan harga minyak terus terjadi dan pemulihan ekonomi akan lebih kongkrit lagi. Karena itu, ada kecenderungan harga minyak terus merayap hingga ke level US$ 70 per barel. Bahkan, bisa menyentuh US$ 80 per barel di akhir tahun.

Sumber: Inilah.com 19/05/2009

0 comments:


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Architecture. Powered by Blogger