Monday, April 27, 2009

Rupiah: Risiko Hampir Tidak ada

Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin (27/4) diperkirakan masih akan bergerak dalam kisaran trading. Aksi profit taking mulai muncul, namun hanya bersifat sementara terkait kokohnya posisi mata uang ini.

Kepala Treasuri Bank BCA Branco Windoe mengatakan, pergerakan rupiah pekan lalu menunjukkan penguatan, bahkan tercatat sebagai mata uang terbaik di pasar Asia, selain won Korea.

Namun, saat ini sudah mulai muncul adanya aksi profit taking terhadap rupiah, seiring penjualan aset di pasar saham dan obligasi oleh perbankan luar negeri. “Rupiah akan bergerak di kisaran 10.500-11.000 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, kemarin.

Brancoe mengatakan, aksi ambil untung ini dilakukan oleh mutual fund, merefleksikan bahwa penjualan terjadi karena adanya kebutuhan. Ini berarti, masih ada dana yang tersisa di emerging market, termasuk Indonesia. “Kalau mutul fund, dana tidak diambil semua, berbeda bila profit taking dilakukan oleh hegde fund,” tuturnya.

Lebih lanjut ia menuturkan bahwa aksi ambil untung ini mengindikasikan peningkatan risk apetite. Selain itu juga turunnya harga surat utang pemerintah AS (US Treasury) dan bullish-nya bursa WallStreet.

Brancoe mengatakan, aksi ambil untung ini bukan dipicu situasi politik di Indonesia, namun hanya antisipasi investor karena pekan ini akan keluar hasil stress test perbankan AS.

Menurutnya, kalau hasil itu positif, maka dapat mengarahkan pada meningkatnya permintaan aset berisiko dan mendorong rupiah menguat ke arah 10.500 per dolar AS. “Namun penguatan rupiah akan sedikit tertahan karena siklus demand dolar AS di akhir bulan,” ulasnya.

Sementara fundamental rupiah masih didukung neraca pembayaran (balance of payment (BOP) yang surplus akibat masuknya aliran dana (capital infow) dan investasi langsung (direct investment).

Alhasil, merosotnya nilai ekspor tidak banyak menekan rupiah. “Rupiah tidak terganggu turunnya pengiriman barang ke luar negeri karena nilai impor lebih anjlok lagi,” paparnya.

Terkait suku bunga BI rate yang diturunkan menyusul ekspektasi deflasi sepanjang April, Brancoe mengatakan, minat investor akan tingkat risk aversion saat ini mulai turun. Ini berarti yang dicari saat ini adalah aset dengan imbal hasil tinggi, seperti obligasi dan saham. “Bila BI rate turun, tidak berpengaruh ke minat investor terhadap pasar Indonesia,” tegasnya.

Dijelaskan, suku bunga di pasar obligasi Indonesia saat ini yang sebesar 9,5% masih cukup menarik minat investor. Selain itu, pelaku pasar juga melihat bahwa ekspektasi penurunan BI rate, tidak langsung mempengaruhi market.

Risiko nilai tukar juga nyaris tidak ada karena selalu dijaga Bank Indonesia (BI). Menurutnya, pasar tidak khawatir akan penurunan suku bunga, karena BI rate ini sebenarnya hanya suku bunga acuan (official rate).

Turunnya suku bunga kredit perbankan masih tergantung bank masing-masing. “Kalau situasi masih sulit, bank tidak akan menurunkan suku bunga,” paparnya. Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (24/4) ditutup menguat 67 poin terhadap dolar AS menjadi 10.818.

Sumber: Inilah.com 27/04/2009

Sunday, April 26, 2009

Perusahaan-perusahaan Beretika di 2009

Lembaga think thank, Ethisphere Institute kembali membuat daftar baru perusahaan global yang menjalankan program tanggung jawab sosial korporasi (Corporate Social Responsibility/CSR) yang dianggap memberikan panutan.

Seperti dikutip dari Ethisphere.com, Sabtu (25/4/2009) perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat ini kembali membuat daftar '2009 World Most Ethical Companies' yang terdiri dari 99 perusahaan.

Ke-99 perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang masuk nominasi serta tersaring lebih dari 100 negara dan terdiri dari 35 industri.

Tahun ini, sebanyak 20 perusahaan yang ada di daftar tahun 2008 dikeluarkan dari list, dan diganti dengan 25 perusahaan baru.

Perusahaan tersebut dinilai dari beberapa kriteria seperti inovatif, menjalankan CSR, memiliki jejak rekam yang baik dalam hukum dan aturan, tanggung jawab eksekutif, tata kelola perusahaan yang baik, sistem internal perusahaan yang baik serta menjadi pemimpin dalam industrinya.

Sebagai contoh perusahaan-perusahaan yang beretika itu seperti menjual produk yang baik ke masyarakat dan bisa dipertanggungjawabkan, tidak melakukan diskriminasi atau kegiatan ilegal lainnya dan tidak merusak lingkungan.

Ethisphere Institute pun mengakui memang tidak ada bisnis yang sempurna seperti menghadapi gugatan atau terkena terpaan krisis. Namun Ethisphere memberi acungan kepada perusahaan yang selalu berusaha untuk itu.

Daftar 2009 World’s Most Ethical Companies adalah :

Aerospace & Defense:
Honeywell International (AS)
Harris Corporation (AS)
The Aerospace Corporation (AS)

Banking:
HSBC (Inggris)
Rabobank (Belanda)
Standard Chartered Bank (Inggris)
Westpac Banking Corporation (Australia)

Automotive :
BMW (Jerman)
Cummins (AS)
Johnson Controls (AS)
Toyota Motor (Jepang)

Apparel:
Nike (AS)
Patagonia (AS)

Business Services:
Accenture Ltd (Bermuda)
Dun & Bradstreet (AS)
Pitney Bowes (AS)

Chemicals:
Ecolabs (AS)

Computer Hardware:
Hewlett-Packard (AS)
Dell (AS)
Xerox Corporation (AS)
Ricoh Company (Jepang)

Computer Software:
Salesforce.com (AS)
Oracle Corporation (AS)
Symantec (AS)

Energy & Utilities:
Duke Energy (AS)
FPL Group (AS)
Statkraft (Norwegia)
Wisconsin Energy Corp (AS)
Sempra Energy (AS)

Consumer Product:
Mattel (AS)
Henkel AG (Jerman)
Kao Corporation (Jepang)
S.C. Johnson & Son (AS)
Unilever (Belanda)

Diversified Industries :
General Electronic (AS)

Engineering & Construction:
Fluor Corporation (AS)
CRH (Irlandia)
Holcim (Swiss)
CH2M Hill (AS)

Environmental Services & Equipment:
Waste Management (AS)

Financial Services:
American Express (AS)
Principal Financial Group (AS)
The Hartford Financial Services Group (AS)

Electronics & Semiconductors:
Freescale Semiconductors (AS)
Intel (AS)
Texas Instruments (AS)

Food & Beverages:
General Mills (AS)
Danone (Perancis)
Kellog Company (AS)
PepsiCo (AS)
Stonyfield Farm (AS).

Food Service:
Sodexo

Food Stores:
Safeway
Trade Joe's

General Retail:
Target (AS)

Manufacturing:
Caterpilar (AS)
Deere & Company (AS)
Eaton Corporation (AS)
Milliken & Company (AS)
Rockwell Automation (AS)

Forestry, Paper & Packaging:
Internatational Paper Company (AS)
Weyerhaeuser (AS)
Stora Enso (Finlandia)
Svenska Cellulosa/SCA (Swedia)

Insurance:
AFLAC (AS)
Swiss Re (AS)
Sompo (Jepang)

Healthcare:
Cleveland Clinic (Jerman)
Premier (AS)
John Hopkins Hospital (AS)

Internet:
Google (AS)
Zappos.com (AS)

Hotel, Travel & Hospitality:
Accor (Prancis)
Marriot International (AS)

Media & Entertainment:
Thomson Reuters (Inggris/Kanada)
Time Warner (AS)

Medical Devices:
Baxter International (AS)
Royal Phillips (Belanda)
Becton Dickinson (AS)

Restaurants & Cafes:
McDonald's (AS)
Starbucks Coffee Co (AS)

Metals & Mining:
Alcoa Inc. (AS)
Rio Tinto Group (Inggris).

Oil & Gas:
Petro-Canada (Kanada)

Pharma & Biotech:
AstraZenneca (AS)
Genzyme (AS)
Novartis (Swiss)
Novo Nordisk (DEnmark)
Novozymes (Denmark)

Telecomunication:
T-Mobile (AS)
Vodafone roup (Inggris)
Cisco System (AS)

Special Retail:
Ten Thousand Villages (AS)
Marks and Spencer (Inggris)
IKEA (Swedia)
GAP (AS)
Best Buy (AS)

Real Estate:
Jones Lang LaSalle (AS)

Transportation & Logistics:
Nippon Yusen Kaisha/NYK (Jepang)
United Parcel Service/UPS (AS)

Sumber: DetikFinance 25/04/2009

Friday, April 24, 2009

Mengenal Bursa Saham Negeri Ginseng

Bursa Korea, atau yang lebih dikenal dengan nama Korea Exchange (KRX) merupakan salah satu bursa terintegrasi papan atas di dunia. Berbekal pengalaman yang lebih lama ketimbang Bursa Efek Indonesia (BEI), KRX kini mengajak
perusahaan-perusahaan Indonesia yang berminat mencatatkan sahamnya di Korea.

Sejarah bursa Korea dimulai pada 1956 dengan berdirinya Korea Stock Exchange (KSE). KSE hanya menyediakan fasilitas perdagangan saham. Ketika itu, bursa Korea belum menyandang nama KRX. Namun pada tahun 1996, Korean Securities Dealers Automated Quotations (KOSDAQ) berdiri yang kemudian dilanjutkan dengan berdirinya Korea Future Exchange (KOFEX) pada 1999.

KOSDAQ melayani transaksi perusahaan-perusahaan skal kecil, sedangkan KOFEX menyediakan fasilitas transaksi derivativ dan kontrak berjangka. Baru pada 2005 ketiga bursa tersebut melebur alias merger di bawah platform yaitu KRX.

Hingga akhir 2008, KRX telah berhasil mencatatkan 1.801 perusahaan, terdiri dari 763 perusahaan yang tercatat di KSE dan 1.038 perusahaan tercatat di KOSDAQ. Total kapitalisasi pasar KRX mencapai KRW 683 triliun terdiri dari KSE sebesar KRW 623 triliun dan KOSDAQ sebesar KRW 60 triliun di akhir 2008.

Rata-rata nilai transaksi KRX di akhir 2008 mencapai KRW 6,3 triliun, terdiri dari KSE sebesar KRW 4,7 triliun per hari dan KOSDAQ sebesar KRW 1,6 triliun per hari.

Selama periode Januari hingga Maret 2009, KRX telah berhasil menambah 5 perusahaan tercatat baru, tiga di KSE dan dua di KOSDAQ. Jumlah emiten KRX hingga akhir triwulan I-2009 sebanyak 1.806 emiten, terdiri dari KSE 766 emiten dan KOSDAQ 1.040 emiten.

Berdasarkan peringkat yang diberikan oleh The Financial Times Stock Exchange (FTSE) atau indeks bursa saham London, KRX menduduki peringkat yang cukup baik di dunia. KSE menduduki peringkat ke 11. KOSDAQ menduduki peringkat ke dua di dunia dalam kategori New Market.

Indeks kontrak berjangka KRX menduduki peringkat ke 4 di dunia. Indeks produk Kontrak Opsi Saham (Option) KRX menduduki peringkat nomor wahid di dunia. Perdagangan obligasi KRX menduduki peringkat ke dua di Asia.

Menarik untuk disimak, KRX bahkan menyediakan perdagangan kontrak berjangka untuk komoditas daging babi, selain komoditas emas dan valuta asing.

Berdasarkan berbagai prestasi itulah, KRX kini membuka pintu bagi perusahaan-perusahaan multinasional di dunia yang berminat mencatatkan saham (listing) di bursa Korea, tak ketinggalan tentunya, Indonesia.

"Korea kini merupakan salah satu pintu gerbang di pasar Asia. KRX merupakan salah satu bursa yang memiliki prospek cukup baik di dunia. Kami mengundang perusahaan-perusahaan di seluruh dunia, termasuk Indonesia untuk bergabung bersama kami," ujar Head of Asia-Pacific/Europe Listing Promotions KRX, Jung Suk JO di Ritz Carlton Pacific Place, SCBD, Jakarta, Selasa (21/4/2009).

Jung menjabarkan beberapa poin yang menurutnya bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan-perusahaan yang berminat listing di KRX.

"KRX memiliki tingkat likuiditas transaksi yang cukup tinggi di dunia. Pada tahun 2008, KRX menduduki peringkat likuiditas transaksi nomor dua setelah NYSE," ungkap Jung.

Jung juga mengatakan, investor-investor di Korea memiliki tingkat permintaan yang tinggi khususnya pada saham-saham kategori asing. Poin ini, lanjut Jung, bisa menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan-perusahaan yang berminat listing di KRX.

"Meningkatnya demand pada saham-saham asing selama beberapa tahun terakhir, ditambah dengan banyaknya perusahaan-perusahaan asing yang listing di KRX akan semakin mendorong investor local lebih atraktif dalam bertransaksi," ujarnya.

Kokohnya basis investor di Korea juga diharapkan Jung bisa menjadi acuan bagi perusahaan-perusahaan asing untuk masuk ke KRX. Menurut Jung, KRX mencatat pertahanan yang cukup baik dalam menghadapi kejatuhan pasar modal dunia
menjelang akhir 2008.

"Sepanjang 2008, ketika investor asing di seluruh dunia menarik likuiditasnya, market di Korea cenderung lebih stabil terutama didorong oleh basis investor yang kokoh," ujar Jung.

Poin lainnya yang dinilai bisa menjadi acuan adalah diversifikasi industri yang merata di KRX. Komposisi industry yang menjadi bagian dari KRX terbesar dikuasai oleh industry manufaktur (26%), posisi kedua diduduki oleh industry jasa (16%) dan ketiga industry kimia (12%).

"Sisanya cenderung merata di kisaran 6-10% seperti kesehatan, konstruksi, financial, elektronik, dan lain sebagainya," jelas Jung.

KRX juga menawarkan biaya listing (listing fee) yang kompetitif disbanding bursa-bursa lainnya di dunia. Sebagai contoh, listing fee di KOSDAQ hanya menelan kocek sebesar US$ 1.299. Bandingkan dengan listing fee di NASDAQ yang
mencapai US$ 102.500.

"Selain itu, KRX juga memiliki regulasi yang sejalan dengan standar global, sehingga investor asing ataupun perusahaan asing yang listing di KRX tidak perlu khawatir akan perbedaan regulasi yang prinsipil," ujarnya.

Biaya transaksi yang berlaku di pasar modal Korea juga tidak terlalu besar. Jung mengatakan, secara umum broker di KRX menerapkan biaya transaksi sebesar 0,3% untuk transaksi reguler dan 0,25% untuk transaksi online.

Perlu dicatat, KRX merupakan bursa di kawasan Asia yang memiliki teknologi terkini dalam sistem transaksi online (online trading). Menurut Jung, mayoritas broker di Korea sudah migrasi ke sistem online trading.

"Lebih dari 60% transaksi di Korea dilakukan dengan secara online. Hanya 40% yang masih menggunakan sistem transaksi reguler. Investor di Korea melihat bahwa online trading jauh lebih efisien ketimbang transaksi reguler. Para broker di Korea juga sudah memiliki teknologi yang bagus dalam sistem online trading," papar Jung.

KRX menargetkan 10 emiten baru di 2009. "Target kami tahun ini akan ada 10 perusahaan yang listing di KRX," ungkap Jung.

Jung juga mengungkapkan mengenai sejumlah emiten KRX yang sudah melakukan pencatatan ganda (dual listing) di bursa-bursa saham di negara-negara barat.

"Ada sekitar 40 emiten kami yang sudah dual listing di NYSE, SSX, dan sebagainya," ungkap Jung.

Dari Indonesia, Jung mengharapkan dalam satu dua tahun ke depan, setidaknya ada 5 perusahaan Indonesia yang listing di KRX.

Sumber: DetikFinance 22/04/2009

Wednesday, April 22, 2009

Menkeu Bantah Terapkan Neoliberal

Menkeu dan Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati membantah kebijakan ekonomi saat ini adalah neoliberal dengan alasan kepentingan publik yang disubsidi cukup tinggi.

"Bagaimana mungkin pemerintah disebut menerapkan neoliberal karena dana subsidi pernah mencapai Rp 250 triliun pada tahun 2008 lalu," katanya dalam sambutan rakor pembangunan pusat di Gedung Bappenas, Rabu (22/4).

Dalam anggaran subsidi mencapai Rp 250 triliun 2008 dan diperuntukkan bagi subsidi pupuk, pendidikan, subsidi BBM, bahkan subsidi energi seperti elpiji. Jadi hajat hidup orang banyak diberikan subsidi sangat tinggi oleh pemerintah.

"Apalagi setiap rupiah subsidi dapat dinikmati kepada yang berhak dengan biaya monitoring yang sekecil-kecilnya," tegasnya.

Sri Mulyani juga heran dengan banyaknya gedung sekolah yang ambruk di berbagai daerah. Padahal subsidi pendidikan sudah dipertahankan mencapai 20% dari nilai APBN. Selain itu, di daerah juga sudah ditransfer Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diperuntukkan untuk pembangunan fisik di daerah. "Tetapi kenapa media massa masih sering menemukan gedung sekolah ambruk di berbagai daerah. Kan sudah ada DAK untuk fisik," katanya terheran-heran.

Sri Mulyani juga mengkritik banyak kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah yang banyak anggarannya untuk proyek tidak penting atau bukan prioritas, tetapi berteriak-teriak bahwa program prioritas dipangkas oleh Depkeu dan Bappenas.

"Bahkan setiap berganti pemerintahan baru dan menteri baru maka bawahannya selalu bilang kalau setiap tahun anggaran mereka selalu dipangkas Depkeu dan Bappenas," tandasnya.

Sumber: Inilah.com 22/04/2009

Tuesday, April 21, 2009

Proteksionisme Negara Maju Perburuk Krisis Global

Proteksionisme yang dilakukan negara-negara maju dinilai telah memperburuk perekonomian global. Proteksionisme bahkan tak hanya di bidang perdagangan, namun juga kepada arus modal.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Industri Industri (Kadin) bidang investasi dan perhubungan Chris Kanter dalam Energy And Mineral Resources Bussiness Gathering and Gala Dinner With Minister of Energy and Mineral Resource, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (20/4/2009).

"Krisis kali ini lebih buruk karena adanya proteksionis yang dilakukan negara besar. Proteksionis ini tidak hanya terhadap perdagangan tapi juga terhadap arus modal," ujar Chris.

Ia menambahkan, selain ancaman proteksionisme, perekonomian Indonesia juga menghadapi masalah yang serius terutama terkait besarnya utang yang jatuh tempo. Sementara dari sisi swasta pun juga harus menghadapi peningkatan beban.

"Meskipun risiko default kecil, namun utang pemerintah yang jatuh tempo sekitar Rp 111 Triliun dimana 47 persennya dalam valas. Utang swasta yang jatuh tempo sekitar US$ 22 milyar," ungkap Chris.

Di tengah berbagai tantangan perekonomian, sektor energi sangat diharapkan untuk menggerakkan kembali perekonomian Indonesia. Pada tahun 2008, kontribusi sektor energi sekitar 36 persen terhadap penerimaan negara.

"Kadin akan bahu membahu dengan ESDM untuk mengembangkan usaha di energi sehingga banyak proyek di sektor energi yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional," ungkapnya.

Chris berharap setelah pemilu kebijakan dan pembangunan di sektor ESDM harus terus dilanjutkan. Pada tahun 2010, diprediksikan lonjakan pembangunan dan investasi di sektor ini akan mencapai puncaknya.

"Untuk itu, Kadin berharap kebijakan disektor ESDM dapat ditetapkan dan diimplementasikan misalnya gas sebagai bahan bakar utama pengganti BBM, BBN sebagai energi alternatif, dan kepastian dari harga listrik panas bumi," paparnya.

Sumber: www.detikfinance.com 20/04/2009

Monday, April 20, 2009

Kartu Kredit, Belanja Baju & Sepatu

INILAH.COM, Jakarta - Karakter penggunaan kartu kredit oleh nasabah mencerminkan bagaimana sebenarnya gaya hidup suatu bangsa. Di Indonesia pemegang kartu kredit malah lebih banyak mengunakannya untuk berbelanja produk sepatu dan baju.

Indonesia merupakan salah satu negara yang potensial bagi penerbit kartu kredit. Dengan penduduk kelas menengah atas berjumlah 40 juta sementara pemegang kartu baru mencapai seperempatnya.

Jumlah pemegang kartu di Indonesia berdasarkan data Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) adalah 11,4 juta orang sementara populasi Indonesia sangat besar, sehingga peluang untuk memasarkan kartu kredit masih sangat luas.

Dari data yang dirilis Citibank NA komposisi penggunaan kartu kredit di Indonesia paling banyak digunakan untuk belanja sepatu dan baju. Jumlah pemakaian di segmen tersebut mencapai angka 57%.

Selain baju dan sepatu, makan di restoran menempati aktivitas kedua terbanyak di Indonesia. Baru diperingkat ketiga pembelian peralatan elektronik rumah tangga.

Negara-negara lain yang juga memiliki karakter serupa adalah Australia, India, Malaysia dan Korea Selatan. Sementara untuk negara-negara seperti China justru belanja untuk alat elektronik dengan komposisi mencapai 61%.

Corporate Affairs Citibank Sonitha Poernomo menjelaskan bahwa masyarakat harus belanja lebih smart di saat krisis. “Ini bisa dilakukan dengan cenderung menggunakan fasilitas yang ditawarkan penerbit kartu kredit,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Citibank menawarkan belanja dengan reward point (25%) untuk belanja elektronik, atau yang baru-baru ini sangat diminati adalah 25% untuk beli Blackberry Bold, selain itu keuntungan2 lain seperti Cashback di farmasi, toko buku, pom bensin, 1 Bill dan supermarket.

“Kecenderungan lain yang selalu diminati masyarakat adalah fasilitas Eazy Pay 0%, dimana produk yang diinginkan dapat dicicil sesuai dengan tenor yang ditentukan,” lanjutnya.

Jumlah pemegang kartu Citibank saat ini adalah sekitar 1,5 juta. Saat ini Citibank masih memimpin untuk pangsa pasar dengan 33% total transaksi kartu kredit di Indonesia. Penetrasi juga dilakukan dengan mendukung kegiatan promosi Surabaya Shopping Festival.

Melalui acara yang dicanangkan pemerintah Surabaya ini, Citibank berharap memberikan nilai tambah bagi para nasabah yang memanfaatkan kesempatan belanja sekali setahun ini. Festival ini merupakan kesempatan menikmati belanja hemat dan berkualitas bagi warga Surabaya dan juga para wisatawan.

Sumber: Inilah.com 19/04/2009

Friday, April 17, 2009

IHSG Sepekan yang Menakjubkan

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat pekan ini dengan fantatis. Selama lima hari berturut-turut, IHSG mengukir prestasi yang signifikan dalam 6 bulan terakhir.

IHSG mencatat kenaikan 169,04 poin dari pembukaan di awal pekan pada posisi 1.465,750 ditutup pada ujung pekan di posisi 1.640,866.

Selama sepekan ini pasar menikmati sentimen positif pelaksanaan pemilu yang aman. Namun kenaikan IHSG di akhir pekan ini mulai dibayangi aksi ambil untung.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat (17/4/2009) IHSG terus naik 9,703 poin (0,6%) menjadi 1.634,790. Pada sesi satu, IHSG menguat 15,779 poin (0,97%) menjadi 1.640,866.

Indeks LQ-45 naik 1,887 poin (0,58%) menjadi 325,166 dan Jakarta Islamic Index (JII) turun 1,722 poin (0,64%) menjadi 266,933.

Perdagangan saham hari ini masih ramai dengan mencatat transaksi sebanyak 116.096 kali, pada volume 11,126 miliar unit saham, senilai Rp 4,664 triliun. Sebanyak 80 saham naik, 97 saham turun dan 58 saham stagnan.

Saham-saham yang naik harganya antara lain, Bumi Resources (BUMI) naik Rp 60 menjadi Rp 1.190, Bank Mandiri (BMRI) naik Rp 200 menjadi Rp 2.475, Bakrie & Brothers (BNBR) naik Rp 8 menjadi Rp 76, Perusahaan Gas Negara (PGAS) naik Rp 25 menjadi Rp 2.425 dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) naik Rp 250 menjadi Rp 5.250.

Sedangkan saham-saham yang turun harganya antara lain, Telkom (TLKM) turun Rp 100 menjadi Rp 7.750, Bank Danamon (BDMN) turun Rp 75 menjadi Rp 2.850 dan Indo Tambangraya Megah (ITMG) turun Rp 300 menjadi Rp 14.750.

Bursa saham Asia pada hari ini bervariasi seperti Hang Seng naik 0,12%, KOSPI turun 0,58%, Nikkei naik 1,74%, Shanghai turun 1,19% dan STI Singapura naik 0,44%.

Sumber: DetikFinance 17/04/2009

Saturday, April 4, 2009

Rupiah Makin Baik di 11.380/US$

Jakarta - Rupiah berada di posisi baik pada akhir pekan ini seiring dengan tingginya nilai transaksi saham yang ada di pasar saham karena mulai masuknya dana asing.

Penurunan suku bunga BI Rate 0,25% menjadi 7,5% juga tidak mengganggu penguatan rupiah karena pasar melihat penurunan bunga acuan akan memacu membaiknya likuiditas di pasar.

Pasar juga merepons positif naiknya cadangan devisa Indonesia US$ 4,2 miliar pada 31 Maret 2009 yang menjadi US$ 54,8 miliar.

Pada perdagangan valas pukul 17.00 WIB, Jumat (3/4/2009) rupiah menguat 120 poin ke posisi 11.380 per dolar AS. Rupiah hari ini sempat menguat ke 11.350 per saham.

Posisi nilai tukar rupiah dinilai masih cukup aman dengan BI Rate saat ini. Penurunan BI Rate 0,25% juga dinilai paling tepat termasuk untuk perkembangan di luar ekspor impor dalam menambah likuiditas.

"Kita sudah pertimbangkan semua itu yang terbaik. Dari segi nilai tukar saya kira cukup aman. Saya perkirakan aman ke depannya," kata Gubernur BI Boediono usai salat Jumat di kompleks BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (3/4/2009).

Sementara mata uang Asia lainnya bervariasi di akhir pekan ini seperti yen Jepang melemah 0,33%, won Korea melemah 0,82%, peso Filipina menguat 0,21%, dolar Singapura melemah 0,17%, bath Thailang melemah 0,23%, dan dolar Taiwan melemah 0,53%.

Sumber: detikFinance

Wednesday, April 1, 2009

Welcome to Business News

Business News will bring you a lot of important information on business world. I hope you can take advantages of this blog.


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Architecture. Powered by Blogger