Tuesday, June 23, 2009

Wall street Kembali Catat Hari Terburuk

Saham-saham di Wall Street kembali berjatuhan dan mencatat penurunan terbesar dalam sehari untuk 2 bulan terakhir. Indeks S&P 500 bahkan kembali mencatat negatif untuk sepanjang tahun ini.

Investor di Wall Street kembali melakukan aksi jual besar-besaran karena khawatir tentang nasib kesehatan perekonomian AS. Sektor-sektor yang sensitif terhadap perekonomian seperti finansial, energi dan material berjatuhan.

Analis menyatakan, investor saat ini masih ingin menjual saham-saham yang sudah mengalami kenaikan besar sehingga membuat indeks di Wall Street mengalami rally pada awal Maret lalu.

"Pemulihan ekonomi dan juga pendapatan perusahaan sepertinya tidak akan sekuat kenaikan harga saham yang terjadi awal Maret lalu," ujar Hugh Johnson, chief investment officer Johnson Illington Advisors seperti dikutip dari Reuters, Selasa (23/6/2009).

Pada perdagangan Senin (22/6/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup merosot hingga 200,72 poin (2,35%) ke level 8.339,01. Indeks Standard & Poor's 500 juga merosot 28,19 poin (3,06%) ke level 893,04 dan Nasdaq turun 61,28 poin (3,35%) ke level 1.766,19.

Investor juga dibuat gugup setelah Bank Dunia mengumumkan outlook yang tidak terlalu baik untuk perekonomian dunia. Merosotnya harga komoditas yang dipimpin minyak membuat investor sangat gugup untuk kembali ke pasar saham menjelang pertemuan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Merosotnya harga minyak mentah membuat saham-saham energi juga ikut berjatuhan. Saham Chevron tercatat merosot hingga 3,4%, Exxon Mobil turun 3,11%.

Demikian pula turunnya harga-harga logam membuat saham-saham pertambangan ikut berjatuhan, seperti Freeport-McMoran yang merosot 11,3%, Alcoa turun hingga 8,91%.

Saham-saham teknologi juga ikut berjatuhan, seperti Apple yang turun hingga 1,5% meski produsen iPhone itu baru saja mengumumkan penjualan produk terbaru iPhone hingga 1 juta.

Tak berbeda pula nasib saham-saham sektor finansial seperti Bank of America yang turun 9,68%, JPMorgan Chase turun 6,09%.

Perdagangan berjalan moderat, di New York Stock Exchange mencapai 1,40 miliar, di bawah rata-rata tahun lalu yang sebanyak 1,49 miliar. Sementara di Nasdaq, transaksi mencapai 2,35 miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang sebanyak 2,28 miliar.

Harga Minyak Merosot

Harga minyak mentah dunia merosot tajam seiring profit taking setelah lonjakan sebelumnya yang sempat menembus US$ 72 per barel.

Kontrak utama minyak light pengiriman Juli merosot 2,62 dolar menjadi US$ 66,93 per barel. Sementara minyak Brent pengiriman Agustus juga merosot 2,21 dolar menjadi US$ 66,98 per barel.

Sumber: www.detikfinance.com 23/06/2009

0 comments:


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Architecture. Powered by Blogger