Thursday, May 28, 2009

Investasi Emas Ala Antam

Selain di toko-toko khusus penjualan perhiasan, peminat emas kini bisa membeli langsung logam mulia ini ke produsennya PT Aneka Tambang Tbk. Perusahaan BUMN ini menawarkan beragam investasi emas mulai 1 gram hingga jenis batangan yang kiloan.

Investasi emas sangat strategis untuk investasi jangka panjang. Emas juga dinilai lebih aman ketimbang valas dan saham karena tidak terlalu fluktuatif. Apalagi harga emas juga cenderung naik karena kebutuhan emas dunia yang terus meningkat.

Investasi emas juga paling praktis karena bisa dilakukan semua golongan mulai dari ibu rumah tangga, pekerja bergaji pas-pasan atau profesional karena emas bisa dibeli mulai dari 1 gram.

Namun investasi emas tidak cocok untuk jangka pendek seperti saham dan valas karena pergerakannya tidak seatraktif saham atau valas. Kenaikan harga emas cenderung pelan untuk jangka pendek.

Merespons tingginya animo masyarakat terhadap logam mulia, Antam sejak beberapa tahun terakhir telah membuka gerai khusus untuk pembeli ritel.

Gerai logam mulia Antam, merupakan salah satu pasar spot emas yang bisa digolongkan tempat yang tepat untuk melakukan transaksi emas.

"Kami menyediakan berbagai fasilitas transaksi emas," ujar VP Logam Mulia Antam, Tuti Kustiningsih saat ditemui detikFinance usai RUPS Tahunan Antam di kantornya, Jakarta, Rabu (27/5/2009).

Tuti mengatakan, gerai logam mulia Antam menerima transaksi emas mulai dari 1 gram hingga kiloan. Secara umum, kategori transaksi emas Antam digolongkan menjadi dua.

"Pertama, small bar. Kedua, kilo bar," jelas Tuti.

Ia memaparkan, kategori small bar adalah emas yang memiliki berat mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sedangkan untuk emas yang memiliki berat mulai dari 1 kilogram ke atas disebut kilo bar.

"Kami menyediakan komoditas emas batangan sampai perhiasan, seperti cincin, liontin dan sebagainya. Semua bisa ditransaksikan di gerai kami," ujar Tuti.

Transaksi emas di gerai Antam menjadi cukup likuid. Rata-rata volume transaksi emas Antam mulai dari 5-20 kilogram per hari. Nilai transaksinya sekitar Rp 500 jutaan per hari.

"Itu untuk yang ritel. Kebanyakan pelaku transaksi emas harian di gerai kami memang ritel. Tapi sekali dua kali seminggu ada juga yang sekali transaksi mencapai puluhan sampai ratusan kilogram," ujarnya.

Tuti mengatakan, investasi emas cukup diminati karena memang nilai emas cenderung mengalami kenaikan. Meski demikian, Tuti mengingatkan investasi emas memiliki karakteristik berbeda dengan investasi pasar modal.

"Investasi di emas jangan seperti investasi saham yang cenderung untuk jangka pendek. Investasi emas cocok untuk investasi jangka panjang, karena untuk jangka panjang tren harga emas terus naik," ujar Tuti.

Menurut Tuti, bagi investor yang memiliki karakteristik mengejar marjin jangka pendek kurang cocok main di komoditas emas.

"Karena untuk jangka pendek, marjinnya tipis. Namun untuk jangka panjang, investasi emas sangat menarik karena harga cenderung bertahan namun trennya terus naik," jelas Tuti.

Nah, bagi anda yang tertarik investasi emas di gerai Antam, caranya tidak sulit. Anda cukup datang dan melakukan transaksi langsung di tempat.

"Langsung datang saja ke gerai kami, langsung bisa transaksi. Nanti akan mendapat sertifikat London Bullion Market Association (LBMA)," ujar Tuti.

Untuk transaksi tunai, Antam membatasi nilai transaksi maksimal sebesar Rp 50 juta dengan alasan keamanan.

"Maksimal transaksi tunai Rp 50 juta. Ini untuk alasan keamanan. Kalau transaksi tunai nilainya lebih dari itu, kan secara keamanan lebih berisiko," jelasnya.

Kendati demikian, Tuti melanjutkan, pelaku transaksi bisa melakukan transaksi dengan menggunakan kartu debit, kartu kredit atau menggunakan fasilitas transfer bank untuk pembayarannya.

"Jadi sebenarnya tidak perlu bawa tunai. Bisa transfer juga kok," ujarnya.

Antam kini juga sedang menjajaki melakukan kerjasama memberikan fasilitas investasi emas dengan beberapa bank seperti Bank Syariah Mandiri, HSBC dan BRI Syariah.

"Jadi nanti pemilik rekening di bank-bank tersebut bisa langsung mengubah dananya di rekening masing-masing menjadi emas, tanpa harus datang langsung ke gerai. Namun ini masih penjajakan," ujarnya.

Gerai emas Antam juga menyediakan fasilitas penitipan emas yang ditransaksikan. Tujuannya agar pelaku transaksi tidak perlu repot-repot membawa emas yang akan ditransaksikan di sana.

"Kami punya tempat penyimpanan emas. Misalnya seperti ini, jika seseorang melakukan pembelian emas di gerai kami untuk tujuan investasi, ia tidak perlu membawa pulang emasnya, sehingga ketika ia ingin menjual emasnya karena harga sudah naik, ia bisa melakukan penjualan tanpa perlu membawa emasnya," papar Tuti.

Tertarik investasi emas di Antam, Anda bisa datang langsung ke:

PT Antam Tbk, Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia

Jl. Pemuda - Jl. Raya Bekasi KM.18
Pulogadung, Jakarta 13210
Tel. (62 21) 475 7108
Fax. (62 21) 475 0665

Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Surabaya

Jl. Genteng kali 67 B
Surabaya
Tel. (62 31) 5491868; 5491723
Fax. (62 31) 5357480

Sumber: www.detikfinance.com 28/05/2009

Tuesday, May 26, 2009

BEI Klarifikasi Kasus Citi Pacific Securities

Bursa Efek Indonesia (BEI) segera meminta penjelasan kepada manajemen PT Citi Pacific Securities (TA) terkait dugaan penggelapan saham oleh direksi perseroan. Jika dinilai perlu, BEI akan mensuspensi anggota bursa itu.

"Kami akan meminta penjelasan dan klarifikasi dari manajemen Citi Pacific Securities secepatnya," ujar Direktur Perdagangan Fix Income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan BEI, Guntur Pasaribu saat dihubungi detikFinance, Selasa (26/5/2009).

Guntur mengaku belum mengetahui persis duduk permasalahannya. Oleh sebab itu BEI belum memberikan sanksi suspensi pada Citi Pacific Securities. Dua direksi yakni Presdir dan direktur Citi Pacific Securities telah ditetapkan menjadi tersangka.

"Kami perlu melihat dulu klarifikasi dari manajemen Citi Pacific Securities, baru akan diputuskan apakah akan disuspensi atau tidak," ujar Guntur.

Sebelumnya, Satuan Harta Benda Bangunan dan Tanah (Harda Bangtah) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah menahan 4 tersangka terkait kasus penggelapan saham Citi Pacific Securities.

Keempat tersangka diduga telah menggelapkan saham senilai Rp 104 miliar milik perusahaan sekuritas asal Singapura bernama Citi Globe Pte, Ltd.

Citi Globe merupakan pemilik 40% saham Citi Pacific Securities. Sisanya sebesar 60% dimiliki oleh PT Pacific Finances Indo. Namun oleh keempat tersangka saham milik Citi Globe di Citi Pacific Securities sebesar 40% dijual tanpa sepengetahuan pemiliknya ke PT Lutfimindo Pratama.

Sehingga saat ini yang tercantum dalam daftar pemilik Citi Pacific Securities adalah PT Pacific Finances Indo 60% dan PT Lutfimindo Pratama 40%.

Keempat tersangka adalah Direktur Utama Citi Pacific Securities Monang Lumban Tobing, Direktur Citi Pacific Securities Hendri Budiman, serta dua orang staff Citi Globe Johanes Herkiamto dan Andriyani.

Modus yang dilakukan tersangka adalah dengan cara memalsukan surat kuasa untuk menjual 40% saham Citi Pacific Securities milik City Globe ke perusahaan lain, yakni PT Lutfimindo Pratama pada 2007. Penjualan ini dilakukan oleh 4 tersangka tanpa sepengetahuan Citi Globe dengan memalsukan surat kuasa.

Kasus ini terungkap saat korban, Rosemary Anne James selaku Direktur Citi Globe Pte, Ltd melaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) PMJ pada 3 April 2008.

Dalam laporan yang bernopol: LP/844/K/IV/2008/SPK UNIT III itu, Rosemary menerangkan dugaan pengalihan secara ilegal 40% saham perusahaan yang dipimpinnya.

Sumber: www.detikfinance.com 26/05/2009

Monday, May 25, 2009

Rupiah Manfaatkan Layunya Dolar AS

Rupiah diprediksi masih punya banyak 'simpanan' sebagai peluru untuk menjangkau terus zona positif. Rupiah juga bisa memanfaatkan layunya dolar AS.

Dolar AS sedang dirundung banyak rumor negatif karena muncul kabar risiko penurunan terhadap peringkat AS. Pelaku pasar global juga tengah menanti pengumuman data penjualan rumah dan tingkat produk domestik bruto (PDB) AS yang akan keluar pekan ini.

Dari dalam negeri penguatan rupiah masih akan mengandalkan dana asing yang masuk ke pasar saham dan surat utang. Pencapaian PDB Indonesia di triwulan I-2009 yang masih tumbuh 4,4% membuat pelaku pasar melihat peluang investasi di Indonesia cukup menarik.

Pada perdagangan valas pukul 07.56 WIB, Senin (25/5/2009) rupiah ada di posisi 10.265 per dolar AS dan ditransaksikan di kisaran 10.260-10.270 per dolar AS. Rupiah diprediksi bisa mencapai level 10.100-an per dolar AS.

Sumber: www.detikfinance.com 25/05/2009

Sunday, May 24, 2009

Japan's Economy Hammered Again

A plunge in demand for Japanese exports has the world's second largest economy sinking at a record pace, with the prime minister warning the situation could become even "more severe."

Japan said Wednesday its economy shrank at a 15 percent annual pace during the first three months of 2009.

It is the worst decline since Japan began keeping records in 1955 and much bigger than the declines seen so far in the United States or Europe.

Officials say a big reason for the fall is a drastic drop in demand for Japanese products around the world. Overseas shipments for the first three months of 2009 fell 26 percent from the previous quarter.

Japanese Prime Minister Taro Aso says the economic struggles could get worse, because Japanese consumers are only now starting to feel the impact of the recession.

Japanese consumer spending fell more than one percent during the first three months of the year compared to the last three months of 2008.

Still, some economists say the new data might indicate that Japan has already seen the worst of the recession.

They say the global drop in demand for exports is slowing and that moves by Japanese companies to survive the downturn should also help.

Japan is not the only Asian country to suffer because of falling demand for goods around the world.

Thailand said Tuesday that exports declined for a sixth consecutive month in April, dropping more than 26 percent compared to the year before.

Meanwhile, an official with the World Bank warns it is too soon to tell if China is starting to recover from the global recession.

World Bank China director David Dollar says government spending has helped the world's third largest economy but that more private investment is needed to sustain economic growth.

China said Wednesday it will send three delegations to Taiwan to buy food and machinery, part of what Chinese officials say is a joint effort to tackle the financial crisis.

Also Wednesday, the Asian Development Bank signed agreements with eight Vietnamese banks in an effort to help that country's exporters.

Some information for this report was provided by AFP, AP and Reuters.

Source :
20 May 2009

Saturday, May 23, 2009

Rupiah Ceria di Akhir Pekan

Pelemahan dolar AS di pasar global membawa sentimen positif pada nilai tukar rupiah. Rupiah mengukir penguatan signifikan di akhir pekan.

Pada perdagangan Jumat (22/5/2009), rupiah ditutup pada level 10.212 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di level 10.327 per dolar AS.

Sementara yen Jepang juga mencatat posisi tertingginya dalam 2 bulan terakhir atas dolar AS, setelah pemerintah Jepang menyatakan tidak akan melakukan intervensi untuk menahan laju penguatan yen.

Dolar AS diperdagangkan di level 94,12 yen, dibandingkan sebelumnya di 94,42 yen. Euro juga menguat atas dolar AS ke posisi 1,3916 dolar, dibandingkan sebelumnya di posisi 1,3887 dolar.

Menteri Keuangan Jepang Kaoru Yosano menyatakan pihaknya tidak berniat untuk mengintervensi penguatan yen. Padahal yen yang menguat tajam bisa berdampak buruk pada eksportir.

"Kami sama sekali tidak berpikir tentang melakukan intervensi di pasar valas pada titik ini," ujar Yosano seperti dikutip dari AFP.

Sumber: www.detikfinance.com 22/05/2009

Friday, May 22, 2009

Pasar Valas Terguncang, Dolar AS Ambruk

Dolar AS ambruk atas mayoritas mata uang dunia akibat munculnya kekhawatiran penurunan peringkat kredit pemerintah AS. Kekhawatiran itu muncul setelah Standard & Poor's (S&P) menurunkan outlook Inggris dari 'stabil' ke 'negatif'.

Lembaga pemeringkat itu juga memperingatkan perubahan outlook ini bisa saja berimplikasi pada penurunan peringkat 'AAA' Inggris. Sementara AS yang kondisi perekonomiannya kini hampir seburuk Inggris karena defisit anggaran yang membubung dikhawatirkan akan bernasib sama.

Jika peringkat utang pemerintah AS betul-betul diturunkan, maka bisa berdampak pada nilai aset-aset berdenominasi dolar AS. Sentimen ini sebelumnya telah melukai bursa Wall Street.

"Para pialang melihat apakah AS akan menjadi negara berikutnya yang berada dalam credit watch. Meski risikonya rendah, namun konsekuensinya bisa sangat beragam," ujar Kathy Lien, analis valas FX 360 seperti dikutip dari AFP, Jumat (22/5/2009).

Pada perdagangan Kamis (21/5/2009), euro menguat hingga 1% ke level 1,3899 dolar. Euro sempat melonjak ke 1,3923 dolar untuk pertama kalinya sejak Januari. Dolar AS juga melemah 0,6% atas yen ke posisi 94,25 yen, atau mendekati level terendahnya dalam 2 bulan di posisi 94 yen.

Penguatan yen atas dolar AS terus berlanjut hingga Jumat ini. Pada awal perdagangan Jumat, dolar AS diperdagangkan di level 93,96 yen, atau level terendah sejak 19 Maret. Pemerintah Jepang menegaskan, pihaknya tidak akan melakukan intervensi kendati yen menguat tajam dan dikhawatirkan bisa memukul industri di negara tersebut.

Nilai tukar rupiah pun menikmati berkah dari pelemahan dolar AS di pasar global. Pada perdagangan Jumat akhir pekan pukul 07.30 WIB, rupiah dibuka di level 10.195 dolar, dibandingkan posisi penutupan Rabu lalu di 10.327 per dolar AS.

Pasar obligasi AS juga mencatat penurunan tajam. Yield untuk US Treasury 10 tahun melonjak menjadi 3,353% dibandingkan sebelumnya 3,202%. Sementara US Treasury 30 tahun juga melonjak dari 4,160% menjadi 4,313%.

Sumber: www.detikfinance.com 22/05/2009

Thursday, May 21, 2009

IMF: Asia Facing Slow Economic Recovery, Urges Sustained Measures

The International Monetary Fund says many Asian economies are to continue to tumble this year and will take some time to recover from the global economic slow-down. The IMF says Asian governments should sustain economic stimulus policies and encourage more domestic consumption.

The new IMF report on the economic outlook for the Asia and the Pacific says the region will take longer than other parts of the world to recover from the global slow-down.

The Washington-based organization says Japan is expected this year to experience its worst recession on record.

The economies of Korea, Hong Kong, Taiwan, New Zealand and Australia are also expected to shrink.

In Southeast Asia, the International Monetary Fund says Singapore, Malaysia and Thailand will contract while the Philippines will record zero growth.

"Accordingly, we forecast that Asia's growth will decelerate to just 1.3 percent this year before rebounding to 4.2 percent in 2010, still well below the region's potential and the 5.1 percent rate recorded in 2008," said Kalpana Kochhar, deputy director of the IMF's Asia and Pacific Department.



On the positive side, China, India, Indonesia and Vietnam are expected to slow down this year, but still grow their economies.


The IMF says most Asian economies, with the exceptions of Singapore and Taiwan, are expected to grow next year as exports begin to revive.

But, Kochhar says that also depends on Asian governments continuing to stimulate their economies.

"Fiscal stimulus provided in 2009 will need to be sustained into next year. And, in many cases there is also scope for reducing interest rates further or even adopting unconventional monetary policies as in the advanced countries," said Kochhar.

Kochhar adds that Asian countries also need to maintain their foreign exchange liquidity through currency swaps or assistance from organizations like the International Monetary Fund.

Most Asian economies worst hit by the global slow-down rely on manufacturing for export as a major growth engine.

But the lack of credit in developed countries has led to what the IMF calls a "collapse in the demand" for Asian exports.

The IMF says between September 2008 and February this year, merchandise exports in emerging Asian economies fell at an annualized rate of about 70 percent - almost three times the drop experienced during the late 1990s Asian financial crisis.

In the long run, the International Monetary Fund says, Asian economies will need to change their structure to rely less on exports, since consumption in advanced countries may remain weak for years to come.



06 May 2009
VOA News

Wednesday, May 20, 2009

Minyak Melambung, Harga BBM Naik?

Sejumlah kalangan khawatir kenaikan harga minyak dunia akan mendorong membengkaknya jumlah subsidi di APBN. Di tengah situasi anggaran negara yang defisit, jelas kondisi ini akan makin memberatkan sehingga bisa jadi pemerintahan yang baru mengambil kebijakan menaikkan harga BBM subsidi di dalam negeri.

Pengamat perminyakan Kurtubi mengakui, hingga saat ini memang harga minyak dunia sudah berada di atas asumsi APBN yakni di kisaran US$ 45 per barel. Saat ini harga minyak sudah mendekati US$ 60 per barel.

Menurutnya, trend penguatan harga minyak dunia berdampak pada dua hal. Salah satunya, dengan naiknya harga minyak dunia ikut mendorong kenaikan pendapatan dari sektor migas. Terutama, karena harga jual ekspor LNG Indonesia yang meningkat. Akibatnya, pendapatan pun meningkat.

Namun di sisi lain, jika harga minyak dunia terus naik akan ada penambahan subsidi BBM. Tetapi, jika harga minyak konstan pada level US$ 60 per barel hingga akhir tahun kenaikan subsidi masih tidak terlalu besar.

“Karena dari Desember 2008, Januari, Februari, hingga Maret 2009 sebenarnya sudah ada celengan. Saat itu harga minyak dunia masih di bawah harga jual sehingga pemerintah masih mengantongi keuntungan,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (19/5).

Harga minyak mentah naik di atas US$ 59 per barel di perdagangan Asia, Selasa (19/5) di tengah harapan pemulihan yang relatif cepat ekonomi AS. Hal itu terjadi menyusul eskalasi kerusuhan di produsen minyak mentah terkemuka Afrika, Nigeria.

Kurtubi kembali memaparkan, penguatan harga minyak sudah teratasi oleh simpanan laba bersih minyak di APBN. Kecuali, jika harga minyak melampaui US$ 60 per barel mengharuskan adanya penambahan subsidi BBM yang signifikan.

Selain itu, Indonesia juga diuntungkan dari kecenderungan penguatan rupiah terhadap dolar. Hal itu dinilai Kurtubi akan memperkecil subsidi BBM. “Artinya, selama harga minyak dunia pada level US$ 60 per barel, tidak ada tambahan subsidi BBM,” imbuhnya.

Subsidi BBM dianggarkan dalam APBN 2009 sebesar Rp 40 triliun. Jika harga minyak dunia pada kisaran US$ 60 per barel, realisasi subsidi akan berkisar di angka itu.

Ia meramalkan, dalam beberapa bulan ke depan harga minyak cenderung menguat. Pasalnya, ekspektasi pasar terhadap harga minyak akan terus naik akibat adanya optimisme mulai membaiknya perekonomian dunia.

Kurtubi memprediksikan hingga akhir tahun trend kenaikan harga minyak terus terjadi dan pemulihan ekonomi akan lebih kongkrit lagi. Karena itu, ada kecenderungan harga minyak terus merayap hingga ke level US$ 70 per barel. Bahkan, bisa menyentuh US$ 80 per barel di akhir tahun.

Sumber: Inilah.com 19/05/2009

Tuesday, May 19, 2009

Pertumbuhan Investasi Bisa Positif di Triwulan II-2009

Pertumbuhan investasi Indonesia akan positif pada mulai triwulan II-2009 sampai akhir tahun. Menteri Keuangan sekaligus Menko Perekonomian Sri Mulyani optimistis terhadap peluang itu karena membaiknya prospek perekonomian Indonesia.

"Sekarang situasi sudah membaik, dari April dan berlanjut sampai dengan Mei. Kita berharap penurunan suku bunga dan stabilitas yang terjaga, prospek ekonomi lebih baik dari yang diperkirakan. Itu akan membuat perubahan dari perusahaan-perusahaan dalam melakukan ekspansinya tahun 2009 ini," tuturnya saat ditemui di kantornya, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Senin malam (18/5/2009).

Optimisme ini menurut Sri Mulyani beralasan, sebab pada pada Januari sampai Mei 2009, Indonesia bisa menarik investasi langsung masuk senilai US$ 2 miliar, di tengah situasi mengeringnya arus modal ke negara berkembang akibat krisis.

"Sampai dengan Mei neraca pembayaran, capital flow yang masuk ke Indonesia lebih dari US$ 2 miliar dan current account kita yang positif, membuat cadangan devisa kita meningkat cukup signifikan dalam 3 bulan pertama ini," katanya.

Selain itu, di sektor keuangan, dikatakan Sri Mulyani, partisipasi investor asing di instrumen saham dan juga SUN (Surat Utang Negara) terus meningkat.

"Kita lihat kalau Indonesia dianggap terus stabil, dan pertumbuhan kita tertinggi ketiga di dunia, di region ini, maka Indonesia sudah meletakkan dirinya memiliki attractive yang luar biasa," ujarnya.

Sumber: www.detikfinance.com 19/05/2009

Sunday, May 17, 2009

BI: Target Pertumbuhan Kredit 15% Sulit Tercapai

Bank Indonesia (BI) pesimistis Rencana Bisnis Perbankan (RBB) yang memproyeksikan pertumbuhan kredit tahun 2009 sebesar 15 persen dapat tercapai. Kredit hingga kuartal I-2009 saja pertumbuhannya masih negatif.

"Pada kuartal satu kita melihat pertumbuhan kredit minus, maka untuk mencapai pertumbuhan kredit sesuai RBB yang sebesar 15 persen sangat sulit untuk dicapai," ujar Deputi Gubernur BI, Budi Rochadi disela penutupan Kongres XVII Perbanas di Balai Sidang Jakarta Convention Center, Jumat (15/5/2009) malam.

Budi mengatakan, jika melihat perkembangan pertumbuhan kredit tiga bulan pertama maka BI pesimis bahwa RBB tidak akan tercapai.

"Faktornya, karena kegiatan perekonomian yang sulit dan ekspor yang mengalami penurunan," tuturnya.

Untuk itu, lanjut Budi, BI mengimbau bank-bank untuk mencari kegiatan ekonomi yang bisa dibiayai. Kalaupun bidang ekspor yang sedang lesu tidak bisa didorong, maka bank harus mencarinya dari perekonomian domestik.

"Jika kita tidak bisa mendorong ekspor, maka kita harus mengusahakan dengan mendongkrak kegiatan ekonomi domestik, karena jika melihat analisa perekonomian, pertumbuhan ekonomi harus didorong dari dalam jika memang dari luar (ekspor) turun," papar Budi.

Budi menegaskan jika dilihat secara performance-nya saja, maka BI merevisi proyeksi pertumbuhan kredit tahun 2009 menjadi 10 persen dengan pertumbuhan ekonomi minimal 3 persen.

"Namun kita tetap berharap, pertumbuhan kredit 15 persen sesuai RBB bisa tercapai dengan dukungan dari Perbanas," pungkasnya.

Berdasarkan Tinjauan Kebijakan Moneter Mei yang dirilis BI, pada Maret 2009, pertumbuhan kredit secara agregat (termasuk channeling) tumbuh sebesar 24,3% (yoy) melambat dibandingkan dengan bulan Februari yang tumbuh sebesar 27,6% (yoy).

Sejak Januari hingga April 2009, kredit diprakirakan masih mencatat pertumbuhan yang negatif. Menurunnya pertumbuhan kredit tersebut diindikasi terkait lambatnya respons perbankan terhadap penurunan BI Rate bersamaan dengan permintaan kredit masyarakat yang menurun sebagai cerminan dari aktivitas perekonomian domestik yang belum bergairah.

Sumber: www.detikfinance.com 16/05/2009

Friday, May 15, 2009

Obama Pushes for Credit Card Reform

U.S. President Barack Obama is calling on Congress to pass legislation that would reform the U.S. credit card industry to protect consumers.



At a town hall event in the U.S. state of New Mexico Thursday, Mr. Obama said "it is time for reform that is built on transparency, accountability and mutual responsibility."

He said credit card companies too often take advantage of people by imposing sudden rate hikes, unfair penalties and hidden fees. He said some of the dealings are not honest.

The president said consumers should not have to worry that when they sign up for a credit card they are signing away all their rights. He said Americans should also be able to see the card's terms of agreement in plain, understandable language.

President Obama urged lawmakers to have a credit card reform bill ready for him to sign by the Memorial Day holiday, which is May 25.

The House of Representatives approved such a bill two weeks ago. The Senate is currently debating its own version.

Mr. Obama met with leaders of major credit card companies last month to discuss the reforms being considered.

Mr. Obama said he agrees with the companies that consumers must also accept the responsibility that comes with holding a credit card. He said consumers are expected to make sound choices, live within their means and make payments in a timely manner.


14 May 2009

Thursday, May 14, 2009

Bank Swasta Bisa Terapkan Konversi Deposito Menjadi Subdebt

Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menilai rencana konversi deposito menjadi subdebt yang dilakukan BUMN perbankan dan asuransi bisa diterapkan di bank swasta.

Demikian hal itu dikemukakan oleh Deputi Kementerian Negara BUMN Bidang Perbankan dan Jasa Keuangan Parikesit Suprapto usai rapat kerja bersama Komisi Vi DPR di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (13/5/2009) malam.

"Tapi mungkin swasta bisa saja kalau dananya lebih banyak," katanya.

Ia mengatakan, dana milik BUMN asuransi yang selama ini disimpan di Bank BUMN jumlahnya sangat banyak. Pihaknya sendiri masih melakukan penghitungan mengenai besaran deposito yang akan dikonversi tersebut.

Jika jumlahnya terlalu besar, maka perusahaan swasta bisa masuk untuk melakukan konversi yang sama.

Ia memberi contoh, PT Jaminan Sosial dan Tenaga Kerja(Jamsostek) menyimpan dana sebesar masing-masing Rp 4 triliun di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), juga di PT Bank Mandiri Tbk walau tidak terlalu besar.

Jumlah simpanan deposito tersebut akan terlalu besar jika seluruhnya dikonversi menjadi subdebt.

"Itu yang masih kita kaji. Kita hitung dulu dari bank butuh berapa. Kita juga mesti lihat aturan BI (Bank Indonesia) kayak gimana. Terus waktunya kapan," ungkapnya.

Ia menambahkan, rencana konversi tersebut dilakukan untuk menjaga capital adequacy ratio (CAR) bank plat merah tetap berada di atas 12 persen sekaligus untuk biaya ekspansi.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah sedang mengkaji perubahan simpanan deposito BUMN asuransi menjadi obligasi subordinasi dalam rangka menambah modal bank-bank BUMN.

Sumber: www.detikfinance.com 14/05/2009

Wednesday, May 13, 2009

Opsi Pembayaran AdSense dengan Western Union

Sebuah kabar baik bagi para publisher AdSense di Indonesia. Kalau sebelumnya Google hanya membayar melalui cek yang pengurusannya sangat njlimet, makan waktu lama, dan biayanya mahal, sekarang sudah ada opsi pembayaran lain yaitu melalui Western Union. Dengan sistem pembayaran ini, uang bisa dicairkan dengan cepat di agen-agen Western Union berlogo tulisan warna kuning.

Untuk mengubah opsi pembayaran ke Western Union, caranya adalah sebagai berikut:

  • Login ke account Google AdSense Anda.
  • Klik My Account.
  • Pilih Account Setting.
  • Klik Edit pada Payment Details.
  • Pilih Western Union Quick Cash.


Mudah-mudahan, opsi sistem pembayaran baru yang diberlakukan bagi para publisher AdSense di Indonesia ini benar-benar akan mempermudah proses pembayaran.

Tuesday, May 12, 2009

Pemerintah Terus Pantau Gerakan Harga Minyak

Pemerintah terus mewaspadai pergerakan harga minyak dunia yang dikhawatirkan akan mempengaruhi penerimaan negara termasuk membengkaknya subsidi tahun anggaran 2009.

Hal tersebut disampaikan plt Menko Perekonomian yang juga Menteri Keuangan Sri Mulyani saat di temui di kantornya, Senin (11/5/2009).

"Seperti kita sebutkan Januari, Februari, Maret harga minyak sangat rendah, di bawah US$ 40 sekarang sudah meningkat diatas US$ 50 per barel," jelas Sri Mulyani.

Ia menjelaskan, untuk tahun 2009 estimasi revisi yang dilakukan pemerintah dan DPR adalah dengan dasar harga minyak US$ 50 per barel dan Rp 11.000 per barel.

Sementara harga minyak mentah dunia kini kembali naik, sehingga harga minyak Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) yang menjadi patokan asumsi APBN pun ikut naik.

Ia mengatakan jika perubahan harga minyak yang terjadi saat ini terus berlanjut maka pemerintah akan mengantisipasinya dengan mempertimbangkan perubahan-perubahan asumsi yang baru.

"Tinggal kita lihat nanti kombinasinya sampai Juni, untuk semester satu karena harga minyak bergerak dibawah dan diatas harga asumsi dua-duanya bisa canceling. Jadi darifaktor kurs berpengaruh," ujarnya.

Ia juga menegaskan asumsi APBN tidak bisa diubah setiap hari, bahkan revisi perbulan juga tidak memungkinkan, estimasi APBN dilakukan dengan hitungan tahun.

"Sekarang kan APBN tidak bisa kita ubah secara harian. Jadi memanage-nya harus berdasar estimasi selama satu tahun," jelas Sri Mulyani.

Sumber: www.detikfinance.com 11/5/2009

Monday, May 11, 2009

Asian Development Bank Wants Balanced Growth

The Asian Development Bank says Asia needs to balance its growth to prevent damage from future crises like the global economic slow-down. The bank has pledged to increase funds to strengthen growth.

The Asian Development Bank is holding its annual meeting in Bali, Indonesia, this week with the global economic crisis's effect on Asia at the top of the agenda.



ADB President Haruhiko Kuroda told the opening session Asia needs to restructure its growth model.


The bank says Asian economies are too dependent on foreign demand and need to move away from their reliance on exports.

"Rebalancing helps us to endure the current crisis," said Jong-Wha Lee, the Manila-based lender's acting chief economist. "And, more importantly, help protect us from the future external shocks."

Lee says Asian governments need to spend more on social services to encourage more domestic spending.

He says although the global financial crisis started in the United States it is rooted in global imbalances.

"Asia's excess savings and current account surpluses allowed the United States to maintain excessive household consumption and huge current account deficit," Lee said. "Asia should use its own savings more efficiently and more productively."

The Asian Development Bank says Asia 's growth this year is expected to fall to 3.4 percent.

The bank predicts 60 million Asians will remain trapped in poverty and that number will rise to 160 million in 2010.

Bank president Kuroda says with strong national and regional efforts, and a mild global recovery expected, the region should bounce back to six percent growth in 2010.

The Asia Development Bank says it plans to increase its capital base by 200 percent to $165 billion. The lender has also increased assistance for this year and next by $10 billion.

The extra funds are to help with the speed and efficiency of the bank's poverty alleviation efforts.



04 May 2009
VOA News

Sunday, May 10, 2009

NPL Gross Perbankan Sentuh 7% di Akhir 2009

Posisi net performing loan kotor (NPL gross) perbankan nasional diperkirakan bakal menyentuh angka 7% di akhir 2009. Kinerja bank-bank BUMN bakal ikut terkena imbas.

"NPL gross diprediksikan akan sampai di posisi 7%," ujar Ekonom Kepala The Indonesia Economic Intelligence (IEI), Sunarsip, dalam Overview Kinerja BUMN di Kantor IEI, Tebet, Jakarta, Minggu (10/5/2009).

Menurut Sunarsip, peningkatan posisi NPL gross tersebut terutama disebabkan banyaknya eksposure kredit bank-bank pada kredit jangka panjang. "Peningkatan NPL industri perbankan potensinya karena bermain di kredit jangka panjang seperti kredit konstruksi dan industri manufaktur yang berbasis di ekspor," jelas Sunarsip.

Angka yang disebut Sunarsip lebih tinggi dari NPL gross perbankan di 2008 yang sebesar 4% ataupun NPL net 2008 yang sebesar 1,5%. Bank Indonesia (BI) sendiri memproyeksikan NPL gross perbankan nasional bakal menyentuh angka 5% di akhir tahun 2009.

Proyeksi tersebut diperkirakan juga bakal mempengaruhi kinerja bank-bank BUMN. "Kinerja BUMN perbankan juga akan tertekan akibat meningkatnya kredit bermasalah atau (NPL)," ujar Sunarsip.

Menurut Sunarsip, hal tersebut bakal ikut mengambil andil dalam tidak tercapainya target laba bersih BUMN di 2009. Tentunya, lanjut Sunarsip, faktor-faktor lainnya juga menjadi penyebab anjloknya laba bersih BUMN tahun ini.

"Laba bersih tahun 2009 diperkirakan mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2008," ujarnya.

Ia mengatakan, faktor utamanya disebabkan karena perolehan laba bersih PT.Pertamina yang diperkirakan akan mengalami penurunan hingga Rp 10 triliun dari Rp 29 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp 19 triliun pada akhir tahun 2009 ini.

"Hal tersebut dikarenakan asumsi tahun 2009, kurs per satu dollar akan mencapai Rp 11.000 dengan margin alpha 13,4 persen dan harga ICP hanya akan mencapai US$ 45 per barrel dan hal tersebut akan menurunkan revenue Pertamina," ujarnya.

Harga komoditas sektor energi, pertambangan dan perkebunan diperkirakan akan sedikit mengalami kenaikan. Namun Sunarsip berpendapat bahwa kenaikan tersebut masih jauh dari rata-rata harga pada tahun 2008.

"Sehingga kinerja BUMN yang bergerak di sektor-sektor tersebut akan mengalami tekanan," tuturnya.

Nilai tukar Rupiah, lanjut Sunarsip, dan kinerja pasar keuangan yang masih belum stabil juga berpotemsi akan menekan kinerja BUMN yang memiliki eksposure di valuta asing dan investasi di pasar keuangan.

Dalam perkembangan kinerja BUMN tahun 2008, lebih lanjut Sunarsip mengatakan bahwa BUMN memang mengalami tren peningkatan, namun dengan tingkat pertumbuhan yang melambat, target laba BUMN tidak mencapai sasaran sebesar Rp 81,2 triliun.

"Seiring melemahnya ekonomi tahun 2009, kinerja BUMN akan mengalami pertumbuhan negatif sekitar 5,34% dibandingkan dengan capaian tahun 2008," pungkasnya.

Sumber: www.detikfinance.com 10/5/2009

Saturday, May 9, 2009

Saham Grup Bakrie Dominasi IHSG

Saham-saham grup Bakrie mendominasi perdagangan saham di sesi siang. Tujuh emiten grup Bakrie merajai posisi 10 besar transaksi di BEI.

Pelaku pasar menyerbu saham-saham grup Bakrie karena dianggap paling atraktif dalam memberikan gain. Terlebih beberapa saham grup Bakrie juga ada yang memakai fasilitas marjin.

Tingginya nilai transaksi di lantai bursa ikut memberikan sentimen positif ke rupiah. Mata uang lokal ini kian melaju ke zona positif. Sepertinya investor juga tidak takut ancaman aksi ambil untung terhadap rupiah.

Pada penutupan perdagangan saham sesi siang, Jumat (8/5/2009) IHSG menguat 11,678 poin (0,64%) menjadi 1.840,530. Sedangkan rupiah pada perdagangan valas pukul 11.30 WIB, menguat 23 poin menjadi 10.327 per dolar AS.

Perdagangan saham sesi siang sangat ramai yang mencatat transaksi sebanyak 82.456 kali, dengan volume 9,778 miliar unit saham, senilai Rp 3,618 triliun. Sebanyak 100 saham naik, 53 saham turun dan 51 saham stagnan.

Saham-saham grup Bakrie yang naik harganya adalah, Bumi Resources (BUMI) naik Rp 20 menjadi Rp 1.980, Energi Mega Persada (ENRG) naik Rp 45 menjadi Rp 325, Darma Henwa (DEWA) naik Rp 9 menjadi Rp 167, Bakrie Sumatra Plantations (UNSP) naik Rp 60 menjadi Rp 760, Bakrie & Brothers (BNBR) naik Rp 4 menjadi Rp 87, Bakrieland Development (ELTY) naik Rp 10 menjadi Rp 220 dan Bakrie Telecom (BTEL) naik Rp 8 menjadi Rp 115.

Bursa saham Asia pada sesi siang ini bervariasi seperti Hang Seng naik 0,3%, KOSPI turun 0,07%, Nikkei naik 0,26%, Shanghai turun 0,43%, STI Singapura naik 1,36% dan Taiwan turun 0,49%.

Sumber: www.detikfinance.com 9/5/2009

Friday, May 8, 2009

Swine Flu Outbreak's Economic Damage Could Be Worse Than SARS

If Asia's experience during the Severe Acute Respiratory Syndrome outbreak in 2003 is any measure of things to come, the region's economies may find themselves in a much deeper hole should swine flu spread. Economists and industry leaders are closely watching the spread of the swine flu.


Should a severe outbreak of the flu occur in Asia, economists and industry executives fear the economic damage would be worse than that of the Severe Acute Respiratory Syndrome outbreak in 2003.

The SARS Effect:

SARS killed almost 800 people, 299 of them in Hong Kong. Economic activity in the territory was brought to a virtual standstill as health care workers tried to halt the spread of the virus.

The chief economist of Economic Research Analysis in Hong KongConnie Bolland says she is more worried about the swine flu than SARS because of the way the virus appears to spread.

"The SARS, I did an analysis and the impact on Hong Kong is very little economically speaking because people don't travel so much and they spend more at home," Bolland said. "If this outbreak is genuine and not being contained, because it's human-to-human (infection), the impact can be potentially disastrous ... If that outbreak escalated to a very serious level, all economies will be affected. By then you will have travel ban, a lot of shopping, trading would be stopped, a lot of cross-border travel curtailed. It would be worse than the SARS."

In 2003, Hong Kong's economy suffered as tourists and business executives deferred travel to the territory and residents stayed away from restaurants and malls. But the outbreak was contained within a few months.

This week, transportation and tourism stocks in Asia dropped the most when news broke of swine's flu's spread outside North America.

Association of Asia-Pacific Airlines Director-General Andrew Herdman says the outbreak is occurring when the industry can least afford it. The association's 17 members combined carried nearly 11 percent fewer passengers in March from the same period last year.

"We are in a midst of an industry downturn, we had a very difficult year last and this year is proving to be even more challenging," Herdman said. "So if the outbreak were to turn to pandemic, in that scenario, clearly it would have a much more severe impact on travel and would be yet another thing we have to contend with."



29 April 2009

Source: VOA

Thursday, May 7, 2009

‘Online Banking’ Waspadalah!

Ancaman penipuan online banking bukan isapan jempol. Perusahaan keamanan Symantec menyebut peringkat penipuan online di Indonesia terus naik. Sebanyak 76% penipuan ini bermotif finansial. Alhasil, pengguna online banking harus waspada.

Berdasarkan laporan Symantec, peringkat Indonesia pada 2008 sebagai target phising atau email penipuan naik ke posisi 8. Padahal tahun sebelumnya, posisi Indonesia berada di posisi 10.

Systems Engineering Manager Symantec Singapore & Indonesia Ronnie Ng mengatakan, phising yang bermotif finansial di Indonesia adalah yang terbesar. “Target sektor finasial mencapai 76%. Phising dengan target finansial naik karena pengguna online banking di Indonesia semakin naik,” katanya.

Selain itu infrastruktur internet yang semakin baik juga berpotensi pada naiknya phising. Di satu sisi ketersediaan broadband yang semakin luas, ternyata malah mendorong ancaman phising yang semakin besar.

Peringkat Indonesia dalam hal phising itu relatif tinggi. Jika dilihat di wilayah Asia Tenggara, Indonesia masuk peringkat kedua setelah Thailand dan berada di atas Malaysia dan Singapura. Selain finansial, motif lain yang dijadikan target phising adalah hardware komputer, software dan online gaming.

Rata-rata perbankan nasional sudah menawarkan layanan online bangking. Layanan ini sangat nyaman, karena berbagai transaksi yang ada di ATM bisa dilakukan dimana saja, sejauh ada sambungan internet dan tersedia komputer untuk mengaksesnya.

Ronnie Ng mengatakan infomasi kartu kredit dan rekening perbankan merupakan target terbesar para pejahat. Kartu kredit membukukan 32% dari total data curian, sedangkan rekening perbankan mencapai 18%.

Di pasar global, data kartu kredit ini bisa dijual US$ 0,06 hingga US$ 30. Sedangkan password email bisa dijual 0,1 hingga US$ 100. Yang lebih mahal lagi adalah rekening perbankan US$ 10 hingga US$ 1.000.

Data penting ini bisa hilang karena karena tindakan hacking. Namun hacking ini bukan yang terbesar. Data penting ini bisa ke tangan penjahat karena dicuri dan mencapai 48%. Sementara orang dari dalam perusahaan menyumbang 7%. Sedangkan hacking 17% .

Albert Lay, Technical Consultant Symantec mengatakan yang terpenting dalam melakukan aktivitas online bangking adalah perilaku usernya. Selain itu komputer sebisa mungkin dilengkapi dengan software pengaman internet, untuk mengetahui jika terdapat program-program berbahaya.

User juga harus berhati-hati dengan email phishing yang mengaku dari bank. Email phishing ini biasanya seolah-olah bank sedang melakukan pembaharuan data nasabah. Padahal penjahat ingin menjebak penerima email agar memberikan informasi rekening, serta PIN yang dimiliki.

Ronnie Ng menambahkan pengguna situs jaringan sosial semacam Facebook juga harus waspada. Tren ke depan, program jahat atau malware yang berbasiskan web akan semakin meningkat. “Serangan berbasiskan web ini naik karena jejaring sosial makin popular,” imbuhnya.

Untuk menghindari ancaman seperti itu, pengguna komputer harus terus mengupdate softwarenya. Selain itu tidak mengunjungi situs yang mencurigakan. Pengguna komputer juga disarankan tidak sembarangan membuka attachment email, tanpa terlebih dulu mengeceknya dengan menggunakan program antivirus.

Sumber: Inilah.com 7/5/2009

Wednesday, May 6, 2009

Asia Pacific Travel Industry Sees Recovery By End of Year

The top travel industry group in Asia expects a modest recovery in travel to the region late this year, despite the global financial downturn. Travel analysts say the industry faces business closures as part of the economic rebound.

The Pacific Asia Travel Association says the industry in the Asia-Pacific region could show signs of recovery by the end of 2009.

A new PATA report says in Southeast Asia, international arrivals will grow to almost 77 million by 2011, up from more than 62 million in 2007.

Travel agents, hotels and airlines have faced tough times, with visitor arrivals to the Asia-Pacific region falling nearly three percent in late 2008. Destinations such as Thailand, Cambodia and Hong Kong, heavily dependent on tourism, have particularly suffered.



PATA's strategic intelligence director, John Koldowski says the association sees late 2009 as a "turning point" for the regional travel industry.


"We believe that we might see signs of [recovery] that happening towards the end of the third quarter of this year, quite possibly the fourth quarter, but we are probably talking first and second quarter of [20] 10 before we can start to see some of that movement that is consistent," said John Koldowski.

But, he warns, the hard times are not over yet.

National tourism organizations in the region have countered the slump with new advertising. Promotions by South Korea lifted arrivals by 25 percent in January and February. Similar promotions underpinned the industry in Taiwan and India. But arrivals to China, Thailand and Japan all declined.

The International Aviation Transport Association says global passenger traffic will contract by two percent this year, but recover in 2010.

In 2008, airlines suffered an overall loss of nearly $8.5 billion, but the loss is expected to shrink this year to about $5 billion.

Koldowski says he expects the travel industry to face major structural changes as it recovers. Some airlines, hotel chains and other businesses may fail or have to change their operating practices.

"The industry will come through it but it will be a radically different industry," he said. "The aviation sector could be very, very different in its guise. However, I think we will come through it but not all businesses will survive."

By 2008, tourist arrivals to the Asia Pacific region had nearly doubled, to 385 million, from a decade earlier. During the same period, global travel rose by one third.



02 April 2009
Source: VOA

Tuesday, May 5, 2009

BI: Ekonomi Global Masih Kontraksi

Bank Indonesia mencermati bahwa perekonomian dunia diperkirakan masih mengalami kontraksi meskipun dengan laju yang melambat.

Menurut Gubernur BI, Boediono dalam siaran persnya, Selasa (5/5), Bank Indonesia memperkirakan perekonomian Indonesia 2009 masih akan berada pada kisaran 3-4%. Ini didukung oleh permintaan domestik yang cukup baik disertai kinerja ekspor yang lebih baik dari perkiraan semula.

Sementara itu, inflasi 2009 diperkirakan dapat mencapai batas bawah kisaran 5-7%. Pada akhir April 2009 cadangan devisa Indonesia meningkat hingga mencapai 56,67 miliar dolar AS.

Kondisi perbankan nasional tetap terjaga baik. Rasio kecukupan modal masih cukup tinggi yakni 17,4% dengan Gross Non Performing Loan (NPL) tetap terkendali di bawah 5%. Likuiditas Perbankan, termasuk likuiditas dalam pasar uang antar bank makin membaik dan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat. Penyaluran kredit dalam triwulan I-2009 masih belum optimal, meskipun diharapkan akan meningkat dalam triwulan II-2009.


Sumber: Inilah.com 5/5/2009

Saturday, May 2, 2009

PMA Minus 4,1%, PMDN Melesat 122,1% Selama April

Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada bulan April 2009 mengalami pertumbuhan yang negatif sebesar minus 4,1%. Realisasi PMA pada April 2009 turun menjadi Rp 12,6 triliun (US$ 1,4 miliar) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 13,14 triliun (US$ 1,46 miliar).

Demikian ditulis dalam laporan BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) yang diterima detikFinance, Sabtu (2/5/2009).

Namun untuk PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) pada April 2009 berhasil meningkat sebesar 122,1%. Dari Rp 680 miliar (US$ 80 juta) di April 2008 menjadi Rp 1,51 triliun (US$ 170 juta) di April 2009.

Jadi secara keseluruhan realisasi investasi Indonesia pada April 2009 mencapai Rp 14,11 triliun (US$ 1,57 miliar) atau meningkat 2,1% dibandingkan realisasi investasi pada April 2008 yang sebesar Rp 13,82 triliun (US$ 1,54 miliar).

Untuk realisasi PMDN, BKPM mencatat sektor yang paling besar nilai investasinya sepanjang April 2009 adalah sektor industri tekstil sebesar Rp 446,4 miliar dengan 2 proyek, kemudian diikuti industri makanan senilai Rp 312,3 miliar
dengan 3 proyek, dan industri logam, mesin, dan elektronika sebesar Rp 180,6 miliar dengan 3 proyek.

Sementara untuk PMA, sektor yang paling besar realisasi investasinya sepanjang April 2009 adalah sektor pengangkutan, gudang, dan komunikasi sebesar US$1,121 miliar sebanyak 8 proyek, kemudian sektor listrik, gas dan air sebesar US$60,4 juta sebanyak 1 proyek, dan industri makanan sebesar US$ 45,7 juta sebanyak 3 proyek.

Realisasi investasi sepanjang April 2009 berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 25.752 orang, realisasi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) menyerap 12,235 orang tenaga kerja, dan PMA (Penanaman Modal Asing) menyerap 13.517 orang tenaga kerja.

Sepanjang bulan April 2009, realisasi PMDN terbesar terjadi di Jawa Timur dengan nilai investasi Rp 615,1 miliar sebanyak 5 proyek, kemudian Jawa Barat senilai Rp 215 miliar sebanyak 5 proyek, dan Sumatera Utara senilai Rp 146,6 miliar sebanyak 3 proyek.

Sementara itu untuk realisasi PMA terbesar terjadi di DKI Jakarta sebesar US$ 1,123 miliar sebanyak 25 proyek, kemudian Jawa Barat US$ 122,8 juta sebanyak 19 proyek, dan Sulawesi Selatan sebesar US$ 60, 4 juta sebanyak 1 proyek.

Realisasi PMA sepanjang April 2009 paling besar dilakukan oleh investor yang berasal dari Belanda senilai US$ 1,093 miliar sebanyak 3 proyek, lalu Australia sebesar US$ 61,5 juta sebanyak 2 proyek, dan Singapura sebesar US$ 44,5 juta sebanyak 16 proyek.


Rekomendasikan 4 Langkah

BKPM merekomendasikan empat langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan investasi di sektor pertambangan dan migas.

"Menurut studi BKPM, paling tidak ada 4 hal yang harus dilakukan pemerintah untuk meningkatkan investasi di sektor kilang, smelter, dan refinery. Khususnya di industri hulu," ujar Ketua BKPM M. Luthfi ketika ditemui di Hotel Ayodya, Nusa Dua, Bali, Sabtu (2/5/2009).

Empat hal tersebut adalah pertama penangguhan PPh (Pajak Penghasilan) atau tax holiday. Kedua adalah offtake aggreement atau penjaminan pembelian hasil industri dari pemerintah, kemudian ketiga penjaminan pemerintah atas proyek, dan keempat adalah bantuan permodalan.

"Hal ini tidak harus dilakukan semuanya, tapi bisa perpaduan saja," ujar Luthfi.

Untuk tax holiday ini, BKPM akan melakukan koordinasi dengan pemerintah dalam membicarakan hal ini. "Kita akan rapat dengan Dirjen Pajak dan Menteri Perindustrian untuk membicarakan hal ini," pungkasnya.

Sumber: DetikFinance 2/5/2009

Friday, May 1, 2009

Sales Indofood Capai Rp 8,91 Triliun

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) mencatat penjualan bersih konsolidasi Rp 8,91 triliun kwartal pertama 2009, tumbuh 0,7 persen dari kwartal yang sama tahun lalu Rp 8,85 triliun. Grup produk konsumen bermerek meliputi divisi mi instan, penyedap makanan, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus serta divisi dairy memberikan kontribusi penjualan bersih 44,5 persen.
“Meningkat dari 31,7 persen pada priode yang sama tahun lalu. Penyebabnya antara lain oleh konsolidasi indolakto (divisi dairy), yang diakuisis akhir bulan Desember lalu,” kata Werianty Setiawan, Corporate Secretary & Head of Investor Relations PT. Indofood dalam siaran persnya.
Sementara, lanjut Werianty, kontribusi grup bogasari meningkat menjadi 31,1 persen dari 29,1 persen. Terutam disebabkan oleh meningkatnya volume penjualan, walaupun harga jual rata-rata menurun. “Tetapi kontribusi grup agribisnis justru turun menjadi 19,0 persen dari 27,2 persen karena penurunan harga CPO,” tuturnya. Kontribusi grup distribusi juga turun jadi 5,4 persen dari 11,5 persen terutama karena sekarang nilai penjualan Indolakto sudah termasuk dalam grup CBP.
Walau demikian ternyata laba kotor turun 6,1 persen menjadi Rp 2,26 triliun dari Rp 2,41 triliun terutama disebabkan oleh turunnya harga CPO. “Akibatnya laba usaha mengalami penurunan menjadi Rp 1,13 triliun dari Rp 1,22 triliun,” ujarnya. Margin laba kotor turun menjadi 25,4 persen dari 27,2 persen dan margin laba usaha juga mengalami penurunan menjadi 12,7 persen dari 13,8 persen.
Laba bersih turun menjadi Rp 110,4 miliar dari Rp 373,5 miliar karena rugi kurs dan kenaikan beban keuangan. Dengan tidak memperhitungkan akun non recurring dan rugi kurs, core profit tetap kuat yaitu mencapai Rp 368,5 miliar, turun sedikit dari Rp 386,4 miliar.
Anthoni Salim, Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood mengatakan, “Melemahnya rupiah mempengaruhi laba bersih kami. Namun demikian, kinerja operasional kami secara keseluruhan tetap kuat, meskipun menghadapi berbagai tantangan,” pungkasnya.

Sumber: www.sumeks.co.id 1/5/2009


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Architecture. Powered by Blogger